INFORANGKASBITUNG.com – Museum Multatuli merupakan museum yang berada di Rangkasbitung, tepatnya di Jalan Alun-alun Timur No 8, Rangkasbitung, Lebak, Banten.
Sekadar diketahui, Museum Multatuli merupakan museum anti-kolonialisme pertama yang ada di Indonesia.
Nama Multatuli diambil dari nama pena seorang lelaki keturunan belanda yang bernama Edward Douwes Dekker. Dia, adalah seorang penulis yang ikut memperjuangkan keadilan untuk rakyat Indonesia.
Desain Bangunan Museum Multatuli memiliki bentuk yang unik karena berbentuk huruf T.
Jika dilihat dari bentuk ruangannya, desainnya dibuat tidak simetris yang bisa disimbolkan bahwa Multatuli merupakan seorang tokoh pergerakan.
“Museum Multatuli dibuat dengan mengusung tema anti-kolonial dan yang menjadi ikon museumnya adalah Multatuli-nya sendiri,” kata Edukator Museum Multatuli, Siti Nurhasanah kepada Inforangkasbitung.com belum lama ini.
Berkunjung ke Museum Multatuli pengunjung bisa merasakan sensasi seperti datang ke Lebak di masa lampau. Lintasan sejarah Lebak dan Banten digambarkan dengan menarik di sini.
Museum Multatuli didesain modern dan tampil aktraktif untuk pengunjung.
Ada sejumlah ruang yang menampilkan cerita tersendiri, mulai dari kedatangan penjelajah di ke Hindia Belanda, ruang cerita tanam paksa dan budidaya kopi, ruang multimedia hingga sejarah Kabupaten Lebak.
Sedikit sejarah tentang Multatuli, dia adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker, asisten residen Lebak yang bermukim di Rangkasbitung pada Januari hingga Maret 1856.
Berdasarkan pengalamannya di daerah tersebut, dia menulis sebuah novel berjudul Max Havelaar yang pertama kali diterbitkan pada 1860.
Selain sebagai wisata edukasi, keberadaan Museum Multatuli berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.
“Saya telah melihat dan melakukan wawancara dengan pedagang di sekitar area Museum Multatuli, mereka sangat terbantu dengan adanya pengunjung yang datang silih berganti,” kata Siti.
Di masa pandemi Covid-19 Museum Multatuli sempat ditutup. Namun kini kembali dibuka dengan gratis alias tanpa tiket masuk.
Museum Multatuli memiliki jam operasional yaitu buka pada hari Selasa-Minggu jam 08.00 s/d 15.00 WIB. Dan tutup pada hari Senin serta hari libur nasional.
Pengunjung yang berniat datang ke Museum Multatuli bisa dengan mudah menyambangi tempat ini karena lokasinya berada di tengah kota Rangkasbitung.
Bagi pengunjung pengguna KRL Commuterline, kamu bisa menggunakan beberapa alat transportasi seperti ojek, angkutan umum, hingga becak atau bahkan jalan kaki.
Jarak dari Stasiun Rangkasbitung ke Museum Multatuli hanya sekitar 1 kilometer saja.
Jika angkutan umum bus, dari Terminal Mandala jaraknya sekitar 3 kilometer.
Di Rangkasbitung sendiri saat ini sudah tersedia ojek online.
Sementara untuk yang membawa mobil pribadi dari Jabodetabek bisa keluar di Gerbang Tol Rangkasbitung melalui jalan tol Serang-Panimbang.
Reporter: Amrina Rosyada