INFORANGKASBITUNG.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di seluruh Indonesia akan mengintensifkan pengawasan makanan yang beredar di pasaran.
Balai BPOM Serang juga akan mengawasi serta memantau menu berbuka puasa (takjil) untuk memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Kepala Balai BPOM Serang Mojaza Sirait mengatakan, menghadapi ramadan dan lebaran, BPOM di seluruh indonesia melakukan intensifikasi pengawasan pangan, yakni mengintensifkan kegiatan dari program rutin.
“Kita memperbanyak frekuensi dan jangkauan pengawasan. Mulai dari gudang-gudang market place, gudang-gudang ritael sampai ke jalur distribusi dan pasar-pasar diawasi secara maksimal,” kata Mojaza Sirait, Kamis (29/02/2024).
Dikatakan Mojaza, kenapa Balai BPOM fokus ke gudang, karena jika dari sumbernya sudah aman maka tidak akan ada makanan yang beredar di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya.
“Kita juga akan melakukan pengawasan makanan berbuka puasa atau takjil karena selain kita mencegah bahan kimia dalam pangan, kita juga ingin memastikan sanitasinya baik. Makanan takjil itu kan tampak enak dan menarik, tapi cara penyajiannya harus dicek apakah higienis atau tidak, karena jika tidak maka akan mempengaruhi kualitas makanan tersebut,” ungkapnya.
Untuk itu, dia mengajak Pemkab Lebak melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan pengawasan makanan berbuka puasa dan pangan yang beredar di pasaran. Upaya itu dilakukan untuk memastikan pangan yang dikonsumsi masyarakat aman dan tidak terpapar bahan kimia.
“Tugas kita bersama untuk mengawasi agar makanan berbuka puasa aman dikonsumsi dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Balai BPOM Serang melakukan pemeriksaan terhadap 561 sampel makanan di delapan kabupaten kota di Banten pada 2023. Hasilnya ada 61 jenis makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.
Balai BPOM Serang komitmen untuk terus dan instens melakukan pengawasan. Bahkan, tahun ini Balai BPOM Serang melakukan advokasi lintas sektor untuk intervensi ke sekolah-sekolah, desa, dan pasar berbasir komunitas untuk menekan peredaran makanan tidak layak konsumsi.
Program ini akan melibatkan banyak pihak, di antaranya guru, kepala sekolah, perangkat desa, dan pedagang pasar. Sehingga pengawasan yang dilakukan secara berkala dan melibatkan banyak orang diyakini bakal mempersempit ruang makanan mengandung bahan kimia beredar di masyarakat.(*)